Waspada El Nino di Tahun 2014

El Nino tidak asing lagi di Indonesia. Fenomena ‘badai cuaca’ ini telah sering mengganggu cuaca dan musim di Indonesia. Kita tentu masih ingat gangguan El Nino itu diantaranya adalah : ketika tahun 1997, menyebabkan bencana kekeringan hebat melanda Indonesia, walaupun masih skeptic, kekeringan 1997 diantaranya ditengarai juga menjadi pemicu pergolakan politik ketika itu. Ya, di tahun 1997, El Nino berada pada kategori intensitas kuat/strong. Kekeringan menimpa hampir seluruh wilayah Indonesia, gagal panen dimana-mana menyebabkan harga kebutuhan melonjak.

Sumber Gambar

El Nino merupakan sebuah fenomena bergesernya ke Timur kolam panas disepanjang kathulistiwa Samudera Pasifik. Hal ini menyebabkan perubahan pola angin dan pumpunan awan hujan  sehingga Indonesia menjadi lebih kering dari kondisi normalnya. Bukan  hanya Indonesia yang mewaspadai fenomena ini, tetapi karena ini adalah fenomena skala global, seluruh Negara di dunia ikut mengamati. Negara-negara di Pasifik bagian Barat cenderung akan mengalami kekeringan, sedangkan Pasifik bagian Timur akan mengalami lebih banyak hujan. El Nino tidak memiliki periodesitas tetap akan tetapi menurut data, periodenya ada pada kisaran antara 2 – 7 tahun.

Dalam 20 tahun terakhir, El Nino terjadi pada tahun 1994, 1997, 2002, 2004, 2006, 2009. Tahun 1994, 2002 dan 2009 termasuk intensitas El Nino sedang, tahun 2002 dan 2004 termasuk El Nino lemah, dan 1997 adalah El Nino kuat.
Dampak El Nino akan sangat terasa di daerah tropis Indonesia, tak terkecuali daerah-daerah di NTT, termasuk Flores dimana kota Maumere berada. Di Indonesia, El Nino biasanya berpengaruh  antara bulan Juni – November. Bulan-bulan tersebut, Indonesia termasuk NTT dan Maumere memasuki musim kemarau, ini berarti musim kemarau akan lebih kering dari normalnya. Hal ini tentu akan memicu bencana kekeringan , dan dampak ikutannya yang hebat di wilayah NTT.

Peluang El Nino tahun 2014


NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) atau “BMKG”nya Amerika Serikat mengeluarkan prakiraan bahwa tahun 2014 ini adalah tahun El Nino. Walaupun masih bersifat prakiraan yang kemungkinan nya masi fifty-fifty, mengingat dampak yang ditimbulkannya, ada baiknya kita mengetahui lebih awal dan waspadainya serta mencari jalan antisipasi.


NOAA menyatakan El Nino kuat kemungkinan akan terjadi apabila kondisi angin baratan (westerly) yang cenderung meningkat di wilayah sekitar Utara pulau Irian. Selama pertengahan Januari dan Februari 2014, terjadi hembusan angin baratan (Westerly) di khatulistiwa Pasifik bagian Barat. Beberapa pekan terakhir,  angin Baratan cenderung menguat di dekat Indonesia.

Kebanyakan model yang digunakan NOAA memprediksi ENSO netral (-0.5o C sampai dengan +0.5o C akan berlanjut selama musim semi di belahan bumi utara. Setelah itu, model memprediksi baik ENSO Netral ataupun El Nino (lebih besar atau sama dengan +0.5o C) akan terjadi selama sisa tahun 2014.

Namun hal itu masih sangat mungkin berubah karena sifat atmosfer dan perarian yang dinamis. Untuk itu masih tetap terus dilakukan penelitian dan pengamatan kondisi atmosfer dan perarian di Samudra Pasifik. Sejauh mana pengaruhnya El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia.Fenomena El Nino yang menyebabkan curah hujan di Indonesia berkurang secara drastis baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat tidak begitu berpengaruh terhadap kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Sikka dan El Nino

Walaupun El Nino di tahun 2014 masih dalam prediksi, kemungkinan terjadinya sangat besar bila melihat musim kita dua tahun terakhir ini, maka ada baiknya kita tetap waspada. Bila benar kehadiran El Nino terjadi pada bulan Juni-Juli 2014, maka akan bertepatan dengan musim kemarau di Indonesia. Untuk itu kita harus mencermati prakiraan musim kemarau di tahun 2014. BMKG mengeluarkan prakiraan musim kemarau 2014, dimana umumnya awal musim kemarau jatuh pada bulan April – Mei.

Di Nusa Tenggara Timur, umumnya awal musim kemarau diperkirakan pada bulan April 2014. Khusus Kabupaten Sikka (Maumere), Sikka bagian utara memasuki musim kemarau pada dasarian I sampai dengan dasarian ke III, sedangkan Sikka bagian selatan awal musim kemarau diperkirakan pada dasarian I sampai dengan dasarian ke III di bulan April.

Jika El Nino benar terjadi, tentunya akan berdampak serius pada pertanian tadah hujan atau pertanian yang sumber airnya tergantung dengan curah hujan. Namun daerah dengan irigasi yang baik, tentunya bisa melewati kondisi ini.

Untuk langkah antisipasi maka disamping masyarakat maka pemerintah daerah juga harus bersiap apabila El Nino benar-benar terjadi. Di NTT, kekeringan selalu berdampak pada kekurangan pangan. Pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi dengan menyediakan cadangan beras. Selain itu, sosialisasi kepada petani tentang varietas tanaman pangan berumur pendek harus lebih di intensifkan agar petani bisa beralih ke varietas tersebut. Untuk persiapan jangka panjangnya, pemerintah diharapkan dapat memperbaiki sarana terkait dengan cadangan air seperti menemukan atau mencari sumber air tanah alternatif.

Selain masyarakan dan pemerintah, BMKG sebagai instansi yang menangani masalah meteorologi dan iklim dapat berperan serta dengan memberikan peringatan sedini mungkin mengenai El Nino ini. Sehingga masyarakat dan pemerintah dapat segera tanggap dan mengambil langkah-langkah preventif agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk.

oleh : Pande Putu Hadi Wiguna
Artikel ini juga dimuat dalam website www.suaraflores.com

Komentar