Matahari memiliki dimensi 148 juta km dimana suhu permukaannya mencapai 6000 K.
Energi yang diemisikan setiap cm2 dari permukaan matahari rata-rata sebesar 6,2
kilowatt per menit. Menjadikan matahari sumber energi utama bagi bumi serta
memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan cuaca dan iklim.
Posisi
geografis Indonesia di wilayah khatulistiwa memberikan keuntungan dengan
mendapat penyinaran matahari yang merata sepanjang tahun. Energi matahari yang
sangat melimpah ini tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia. Meskipun memiliki
potensi yang melimpah, pada implementasinya pemanfaatan energi matahari untuk
menghasilkan listrik masih sangat rendah di Indonesia. Menurut data Kementerian
Energi dam Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2016, potensi energi surya di
Indonesia diperkirakan 207.898 Megawatt (MW). Managing Director Xurya, Eka
Himawan dalam sebuah artikel di Media Indonesia tanggal 08 Desember 2019
menyatakan pemanfaatan energi surya, baru mencapai 0.04% dari total potensi yang
ada.
Radiasi matahari merupakan pancaran energi yang berasal dari proses
termonuklir yang terjadi di matahari. Radiasi matahari terdiri atas direct
radiation atau radiasi langsung tanpa penghamburan atau pemantulan di atmosfer,
diffuse radiation atau radiasi tidak langsung yaitu radiasi matahari yang
mengalami pemantulan dan penghamburan di atmosfer. Jumlah kedua radiasi tersebut
dinamakan Global Radiation.
Solar photovoltaic atau disebut juga sebagai panel
surya merupakan instrumen untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik
dengan menggunakan bahan semi konduktor. Saat panel surya terkena radiasi
matahari, energi surya tersebut diubah menjadi arus listrik DC (searah). Arus
listrik DC ini kemudian diubah menjadi arus listrik AC (bolak balik) melalui
sebuah inverter. Arus listrik AC inilah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
listrik sehari-hari misalnya TV, kompor listrik, kulkas, AC, dan sebagainya.
Solar PV ini ramah lingkungan sehingga sangat tepat digunakan sebagai alternatif
untuk menggantikan energi fosil. Selain itu, dalam segi perawatan juga tidak
diperlukan hal khusus. Namun biaya pemasangan yang mahal menjadi alasan mengapa
solar PV ini belum banyak digunakan di Indonesia terutama pada skala mikro
seperti di rumah-rumah.
Sebuah solar photovoltaic akan bekerja dengan baik pada
kondisi standar yaitu intensitas sinar matahari pada intensitas cahaya
1000Watt/m2, suhu modul surya sebesar 250C, Spektum matahari pada posisi AM1.5
global, sudut datang sinar matahari 0o.
Intensitas radiasi matahari dan faktor iklim di Bali
Tim kami melakukan riset saintifik atas sejumlah faktor yang mempengaruhi
kualitas penyinaran matahari ke permukaan bumi. Bertempat di Stasiun Meteorologi
Ngurah Rai di Bali selatan menggunakan peralatan Automatic Weather Observing
System (AWOS). Riset ini menganalisis radiasi matahari selama lima tahun dari
tahun 2014-2018.
Riset menunjukkan intensitas radiasi matahari cenderung
meningkat seiring dengan mendekatnya matahari ke ekuator pada bulan Maret dan
Oktober. Kemudian pada bulan Juni intensitas radiasi matahari cenderung menurun
seiring dengan menjauhnya matahari dari ekuator.
Faktor iklim lain yang
memberikan dampak signifikan terhadap diterimanya radiasi matahari ke permukaan
Bumi adalah curah hujan dan jumlah hari hujan. Kumpulan awan di atmosfer ketika
terjadi hujan menghambat berkas sinar matahari sampai ke permukaan bumi.
Memasuki triwulan Desember, Januari dan Februari intensitas radiasi matahari
mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya curah hujan pada bulan-bulan
tersebut. Memasuki bulan Agustus dan September, intensitas radiasi matahari
mengalami peningkatan. Dimana pada bulan-bulan tersebut curah hujan dan jumlah
hari hujan tercatat mengalami penurunan.
Durasi penyinaran matahari terbaik pada
bulan Maret mencapai rata-rata 10.2 jam per hari dan terendah pada bulan Juni
yang hanya 9.1 jam per hari. Pergerakan menjauh matahari terhadap khatulistiwa
menjadi penyebab menurunnya durasi penyinaran matahari pada bulan Juni.
Hasil
kalkulasi kami selama 5 tahun menunjukkan bahwa paparan energi sinar matahari di
Bali selatan mencapai lebih dari 4 kWh/m2 per hari. dimana pada setiap 1 m2
solar PV dapat menyalakan 8 lampu dengan daya 5 Watt selama 10 jam. Konsumsi
listrik rata-rata Bali bagian selatan adalah 2.567.154 kWh. Artinya, setiap 1m2
panel surya mampu memenuhi sebanyak 0,0065% kebutuhan listrik di Bali Selatan.
Sungguh sumber energi yang menjanjikan.
Komentar
Posting Komentar