Labuan Bajo, Gerbang Barat Pulau Flores

Ketika saya menulis tulisan ini, mungkin ini adalah untuk yang ke-5 kalinya saya melewati Labuan Bajo. Memang sebenarnya tujuan utama saya bukan wisata tapi lebih dikarenakan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan saya menjelajah jalur lintas Flores.

Pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo

Labuan Bajo merupakan ibu kota kabupaten Manggarai Barat, sebagai gerbang menuju Taman Nasional Komodo (TNK) dan wisata lainnya di Flores, kota ini lebih terlihat seperti kota turis ketimbang kota pelabuhan sepertinya umumnya kota-kota di Indonesia. Lalu lalang wisatawan mancanegara maupun lokal adalah pemandangan biasa disini. Bahkan saya rasa, Labuan Bajo seperti Kuta di awal-awal masanya, sejauh mata memandang, disana ada wisatawan asing. Apalagi ketika sore menjelang, wisatasan asing mendominasi kafe-kafe disekitar Labuan Bajo. Mereka menghabiskan waktu untuk sekedar menikmati sunset sambil memesan minuman.

Ketika pertama kali menginjakan kaki di pelabuhan Labuan Bajo, suasana khas Flores langsung terasa, sangat berbeda dengan Lombok, Sumbawa ataupun Bima yang sebelumnya sudah saya lewati. Mungkin karena saya sudah lumayan lama tinggal di Flores, sedikit tidaknya saya bisa membedakan air muka penduduk Flores yang khas. 

Kapal merapat ketika sore menjelang, sekitar pukul 19.00 WITA, tak ingin kemalaman saya segera turun dan mencari ojek untuk melanjutkan perjalanan saya ke tempat menginap. Tidak sulit mencari tumpangan disini, tentunya angkutan yang paling mudah di cari adalah ojek. Hanya Rp.5000,- saya sudah sampai di penginapan yang saya tuju. 

Tidak sampai 10 menit saya sudah sampai di depan hotel Wisata, tempatnya cukup strategis, berada di jalan utama kota Labuan Bajo. Penginapan ini berhadapan dengan bank BNI dan bersebelahan dengan bank BRI, jadi anda tidak kesulitan untuk mencari ATM jika mendesak. Beberapa meter dari penginapan ini terdapat supermarket yang cukup lengkap untuk kebutuhan sehari-hari. Warung makan tersebar disekitar penginapan jadi masalah perut tidak ada masalah. Menunya? Tentunya menu Nusantara dan Halal. Bagaimana dengan harga? Masih masuk kantong, tergantung kita makan apa, ada yang sederhana ada yang “wah”

Ketika saya menginap di hotel Wisata, tarif kamarnya adalah Rp.100.000,- Fasilitasnya ada kipas angin, double bed, kamar mandi dalam dan dapat sarapan pagi. Jangan lupa selalu sedia obat nyamuk, karena Flores adalah endemi penyakit seperti Malaria dan Demam Berdarah. Malam itu saya hanya jalan-jalan sekitar penginapan untuk makan dan membeli beberapa perlengkapan. Saya memilih untuk istirahat karena lelah setelah perjalanan panjang Lombok – Bima kemudian menyeberang ke Labuan Bajo. 

Pagi itu saya memilih bangun lebih awal, sekitar pukul 05.00 saya sudah terjaga. Hari ini saya berencana keliling kota dengan berlari. Ya, lari dengan kedua kaki saya. Sekitar 20 menit berlari saya sampai di tempat yang menurut saya cukup menarik untuk mengambil foto. Karena saya tidak membawa kamera, jadi saya berencana kesana lagi setelah berlari. Beberapa tempat yang saya lewati cukup menarik perhatian saya, itu sebabnya saya memilih berkeliling di pagi hari dengan berlari, karena saya tidak pusing dengan marka jalan, yang kalau salah-salah nanti saya di tilang pak Pol. 

Menurut saya, Labuan Bajo nyaman untuk pelari seperti saya. Selain udara pagi hari yang masih segar, suasana jalanan yang tidak terlalu ramai juga tidak membuat saya khawatir. Jalannya hanya satu arah dan dilengkapi dengan petunjuk jalan yang jelas. Lagi pula kalau bingung tinggal bertanya ke warga sekitar. Sekitar 40 menit berlari, saya tiba kembali di penginapan. Saya memesan sarapan terlebih dahulu, baru kemudian membersihkan badan. Siang ini saya berencana mengunjungi kantor cabang yang ada di Labuan Bajo, setelah itu baru melanjutkan jalan-jalannya.

Kita skip kunjungan ke kantor, sekarang saya berada di sebuah warung Jawa dekat penginapan untuk makan siang. Murah saja hanya Rp.15.000 dengan lauk ikan, sayur, dan segelas es teh manis. Matahari cukup menyengat siang ini, tapi tidak mengurangi minat saya untuk jalan-jalan. Setelah mengambil kamera, saya segera berangkat dengan Ojek yang di rekomendasikan oleh receptionist  penginapan. Tujuan pertama saya adalah lokasi yang tadi pagi saya lihat. Berikut beberapa hasil foto dari tempat tersebut.

Apa ini yang dikatakan puncak Waringin? saya kira begitu
Saya melanjutkan perjalanan menyusuri jalan utama di kota ini, akhirnya saya sampai di suatu lokasi dimana banyak terdapat bale-bale. Menurut tukang ojek yang saya tumpangi, tempat ini ramai di malam hari dengan penjual makanan. Sayangnya saya kesana di siang hari, jadi tidak terlalu ramai.

Bale-bale disekitar dermaga perikanan Labuan Bajo
Hari menjelang sore, saya di arahkan menuju sebuah pantai bernama pantai Pede. Karena waktu dan uang saya tak banyak, jadilah pantai ini sebagai tempat murmer untuk menikmati sunset Labuan Bajo. Garis pantai memanjang, memang tidak seramai yang saya bayangkan malah cenderung sepi. Saya berjalan menyusuri bibir pantai, berharap menemukan spot menarik untuk mengabadikan sunset. Suasana hening dan air yang tidak terlalu berombak memberikan kenikmatan tersendiri bagi saya yang jalan sendirian. Sayangnya, mungkin pantai ini tidak mendapat perhatian pemerintah setempat. Pantai ini cenderung terlihat kotor, di beberapa sudut saya temukan tumpukan sampah terbawa arus. 

Entah apa yang membawa sebuah sofa hingga di pantai ini

Sunset di Pantai Pede
Akhirnya saya berhenti di satu titik dimana matahari sudah terlihat akan tenggelam, segera saya siapkan lensa tele saya agar dapat mengabadikan matahari tenggelam tepat di air laut.

Akhirnya matahari mulai tak terlihat, langit sudah gelap, saatnya saya kembali ke penginapan untuk beristirahat karena besok saya harus melanjutkan perjalanan ke Kota Ruteng.
Berikut ini biaya yang saya habiskan selama di Labuan Bajo :
1. Penginapan Hotel Wisata Rp.200.000/2 malam
2. Ojek Pelabuhan ke penginapan Rp.5.000
3. Ojek keliling kota Rp. 25.000 Alternatif lain anda bisa sewa motor dan mengendarainya sendiri. Penyewaan banyak tersedia di sepanjang jalan utama kota
4. Makan 3x Rp.50.000,-
Total Rp.380.000

Komentar