Pulau Kojadoi dan Keunikannya [UPDATE 8 APRIL 2014]

Akhirnya tiba juga ajakan pesiar ke pulau Kojadoi. Saya penasaran dengan pulau ini, karena di awal kedatangan saya di Maumere sekitar 3 tahun yang lalu, teman saya mengajak saya ke pulau ini tapi sayangnya ketika itu saya sedikit sakit dan akhirnya memilih mendekam di rumah.

Pulau Kojadoi dari kejauhan
Menurut penuturan warga asli Pulau ini, nama Kojadoi diberikan oleh Raja Maumere dahulu. Kojadoi berasal dari kata Koja yang artinya kenari dan Doi yang artinya kecil. Tapi entah kenapa saya tidak menemukan satupun pohon kenari disini.

Secara geografis, Desa Kojadoi terletak di kawasan pulau-pulau kecil di sebelah utara Laut Flores, terpisah dari sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terletak di daratan Pulau Flores. Pulau Kojadoi yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Alok Timur yang berjarak 28KM  dari Pulau Kojadoi serta harus ditempuh dengan jalur laut dan darat. 

Sebenarnya ada banyak jalur penyebrangan menuju Pulau ini. Kebetulan saya menyebrang dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Maumere. Menggunakan kapal kayu dengan mesin engkol saya beserta kira-kira 20 penumpang lainnya mengarungi laut Flores selama kurang lebih 2 jam.

Akhirnya setelah 2 jam di Laut, saya memasuki pelabuhan Pulau ini, namanya pelabuhan La Malino yang kurang lebih artinya bersih, tenang, sama seperti keadaan laut sekitar dermaga ini yang tenang nyaris tanpa ombak.

Pelabuhan La Malino yang artinya kurang lebih tenang dan bersih
Pulau ini dihuni sekitar 150 rumah tangga yang sebagian besar merupakan suku Bajao. Menurut cerita teman saya yang penduduk asli Pulau ini, nenek moyang Pulau Kojadoi ini berasal dari Buton. Mata pencaharian penduduk disini adalah nelayan dan berladang. Dahulu pulau ini sempat jaya karena hasil pertanian rumput lautnya. Tapi karena suatu sebab, tiba-tiba saja rumput laut tidak bisa lagi tumbuh di pulau ini.

Kapal-kapal dan rumah penduduk Pulau Kojadoi
Di Pulau ini terdapat sebuah jembatan unik yang menghubungkan antara Pulau Kojadoi dengan Pulau Kojagete. Jembatan ini unik karena tersusun di atas tumpukan batu karang. Jembatan yang mempunyai panjang sekitar 500 meter ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, itupun harus berhati-hati agar kaki tidak terluka terkena karang. Menurut teman saya jembatan ini akan tenggelam apabila air laut pasang.

Jembatan Batu dikala senja
Saya berkesempatan bermalam di Pulau ini. Sumber listriknya berasal dari panel matahari yang terpasang dihampir setiap rumah penduduk. Sebagian ada yang masih menggunakan gainset diesel untuk sumber listrik. Perlu di ketahui, ketika siang hari, listrik tidak menyala di pulau ini. Listrik hanya bisa dinikmati ketika malam hari.

Suasana malam Pulau Kojadoi
Kebetulan berwisata bahari jadi kurang afdol rasanya kalau saya tidak mengabadikan sunrise. Sambil menikmati udara pagi di Pulau ini saya bangun pagi dan segera menyiapkan kamera. Langit sedang baik, matahari muncul dari balik pegunungan.

Matahari terbir dari balik gunung, suasana pagi di Pulau Kojadoi
Saya mencoba untuk menaiki bukit batu yang ada di pulau ini untuk mengabadikan pemukiman warga. Memang tidak terlalu tinggi, tapi cukup melelahkan, apalagi matahari yang makin meninggi dan membakar kulit, keringat bercucuran membasahi kamera saya. Tapi terpuaskan setelah menikmati pemandangan pulau ini dari atas bukit.

Pemandangan rumah warga dari bukit batu Pulau ini
Setelah bersantap siang dengan warga sekitar, akhirnya saya harus kembali ke pulau seberang. Kembali dengan perahu kayu bermesin engkol kali ini tanpa penutup, saya harus merasakan terpanggang matahari selama kurang lebih satu jam. 

Menuju Maumere di atas kapal kayu
Demikianlah perjalanan saya ke Pulau Kojadoi, sebuah pengalaman yang berharga dan unik. Satuhal yang masih jadi pertanyaan saya, siapa yang menyusun batu-batu vulkanik itu hingga menjadi dua buah bukit. Kenapa batu vulkanik? kenapa bukan karang seperti pulau-pulau pada umumnya? saya tanya ke teman saya yang asli warga disana, dia jawab tidak tahu.

[UPDATE 08 APRIL 2014]
Ini trip ke-2 saya ke Kojadoi, saya coba dokumentasikan lewat video. Trip kami ke Kojadoi dan pulau-pulau sekitarnya

Kojadoi Island Maumere Flores from vans on Vimeo.



Foto oleh Pande Putu H.W.
Sumber : COREMAP dan obrolan dengan penduduk sekitar



Komentar

  1. Nah ini rencana yang kemarin gagal karena kondisi akhirnya hanya sampai di pulau Pangabatang.. sepertinya lain kali harus kesini nih, masih penasaran dengan jembatan batu-nya

    BalasHapus

Posting Komentar